MAKALAH
Menciptakan
Suasana Kedekatan Keluarga
1. Penataan
Lingkungan Fisik
Interpretasi terhadap penataan
lingkungan fisik bertujuan untuk menyingkap nilai – nilai moral yang
diapresiasikan terhadap bantua yang diberikan orang tua kepada anaknua agar
memiliki dan mengembangkan kedisiplinan
diri. Penataan lingkungan fisik pada sebuah keluarga menunjukkan adanya upaya
agar anak – anak memiliki nilai moral dasar, social, ilmiah, ekonomi kebersihan
dan keteraturan dan demokrasi. Upaya penataan lingkungan fisik telah
dipresiasikan sebagai bahan dialog antar anggota leluarga,. Penghayatan ini
ditimbulkan oleh rasa terlindung dan aman dari diri mereka. Mereka merasakan
adanya keakraban dalam berbagai nilai moral.
2. Penataan
Lingkungan Sosial
a). Penataan
Lingkungan Sosial Internal
Penataan lingkungan lingkungan
internal kelurga harus mampu untu menyingkapkan adanya upaya terhadap anak –
anak agar memiliki nilai dasar, social, ilmiah, ekonomi, kebersihan dan demokrasi.
Penataan lingkungan internal yang baik akan memungkinkan terjadoinya komunikasi
yang efektif sesama anggota keluarga.
Dengan komunikasi dialogis seperti ini orang tua dapat menjelaskan tujuannya
untuk diterima secara rasional oleh anak dan anak yang menerima secara rasional
tersebut dapat mengapresiasikan upaya orang tuanya.
b). Penataan
Lingkungan Sosial Eksternal
Hal ini dapat diupayakan dengan menciptakan kedekatan dan keakraban dalam
upaya memiliki nilai dasar, sosial, ilmiah yang dibangun oleh penataan
lingkungan social internal. Hal ini dapat mendorong anak untuk memiliki
kedisiplnan diri. Kedisiplinan ini terwujud melalui perilaku keseharian anak
sehingga kokoh kepemilikan yang diperoleh dari penataan lingkungan fisik
social.
3. Penataan
Lingkungan Pendidikan
a). Penataan
Lingkungan Pendidikan Internal
Motivasi untuk belajar mempunyai
nilai moral yang kuat terhadap anak. Ajakan yang diupayakan orang tua dihayati dan dirasakan sebagai
bantuan dan bimbingan kepada anak merupakan dasar pertemuan makna antara orang
tua sebagai tenaga pendidik dan anak sebagai peserta didik. Hal ini dapat
terjadi jika orang tua dapat menampilkan perilaku yang konsisten sebagai
teladan, dialog dan kepedulian nya sangat ditangkap oleh anak.
b). Penataan
Lingkungan Pendidikan Eksternal
Adanya motivasi anak disebabkan oleh
pancaran kewibawaan dan kepercayaan orang tua yang benar – benar mereka
rasakan, terciptanya komunikasi yang dialogis antara orang tua dan anak serta
suasana demokratisasi dalam keluarga. Penghayatan terhadap motivasi ini adalah
kedisiplinan dalam belajar untuk meningkatkan kepemilikan terhadap nilai moral
social.
4. Dialog
– Dialog Keluarga
Dialog yang dilakukan dalam keluarga
penuh dengan suasana demikratis, peringatan – peringatan terhadap anak yang
disampaikan dengan bijak, asih asuh, sehingga dengan sadar dan kepercayaan diri
anak mematuhinya. Kepatuhan anak terhadap peringatan orang tua telah membangun
rasa dan disiplin diri secara penuh kepada orang tua. Hal ini dapat terwujud
karena adanya konsistensi perilaku, keakraban, kedekatan dan kebersamaan mereka
sebagai anggota kelurga yang utuh.
5. Kontrol
Orang Tua terhadap Perilaku Anak
Kontrol yang diberikan bersifat
mengingatkan dan menyadarkan bukan memaksakan atau mengindoktrinasi sehingga
anak senantiasa berprilaku taat nilai moral. Kontrol terhadap nilai moral
social ditunjukkan dengan tindakan selektif dalam memilih teman bergaul dan
belajar. Kesadaran bahwa persahabatan juga terdapat nilai – nilai yang bisa
merusak dasar – dasar nilai moral yang telah dibangun dalam lingkungan keluarga
juga menjadi pertimbangan utama. Kontrol
yang diberikan dengan penuh asih, asuh dan kebijaksanaan menyebabkan rasa
keterpaksaan yang dialami anak pada awalnya akan berkembang menjadi kesadaran
dan kedisiplinan diri bahwa pa yang dilakukan orang tua selama ini demi
kebaikan dan kemaslahatan diri.
Macam
– Macam Pendekatan yang Dapat Mempengaruhi Disiplin Belajar Anak.
Peran
orang tua adalah mempersiapkan fasilitas yang di butuhkan bagi kelangsungan
hidup sang anak,mamberinya kebebasan memilih ,mengajarinya
berbicara,menjelaskan rahasia - rahasia
alam semesta menanamkan prinsip secara etika kehidupan. Selain itu orang tua
juga berkewajiban bukan sekedar untuk menyiapkan makanan dan pakaian, mencari
nafkah serta memandikan anak. Melainkan juga berkewajiban untuk mendidik akal
dan rohaninya serta mengarahkan segala tindakannya dan mempersiapkan fasilitas
yang dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup sang anak.
Dalam
rangka meningkatkan disiplin anak dalam belajar orang tua mempunyai peranan
yang sangat strategis. Hal ini dapat terlihat dari berbagai pendekatan orang
tua yaitu :
a. Pendekatan
Orang Tua sebagai Teladan
Karena pengaruh yang kuat dalam memberika pendidikan
terhadap anak adalah teladan orang tua. Anak – anak menirukan apa saja yang
dilakukan orang lain, terutama perilaku orang tuanya. Memberikan teladan
merupakan cara yang lebih efektif dari bahasa karena bisa memberikan teladan
merupakan cara yang lebih efektif dari pada bahasa, karena bisa memberikan gambaran
dan isyarat yang jelas untuk dapat ditirukan.
Pengetahua anak mengenai sikap yang benar dan diterima
oleh orang lain, sebagian besar diperoleh dengan menyerap dan menirukan sikap
orang tua. Oleh karena itu perlu disadari dan diperhatikan agar orang tua dapat
memberikan teladan yang baik dan benar. Orang tua yang bijaksana akan berusaha
memberikan contoh baik pada anakanya, dengan berbagai cara menghadapi problema
setiap hari dengan baik, bijaksana, sabar, dapat mengendalikan emosi,
mengerjakan dengan tekun, menghargai karya, menunjukkan pandangan hidup
optimis, membuat kegiatan – kegiatan yang menyenangkan tidak menyesali hal –
hal yang telah berlalu, mempererat hubungan tambahan dengan membaca dan banyak
lainnya.
Selain orang tua, orang lain pun berpengaruh juga pada
kehidupan anak – anak akan meniru orang lain yang dikaguminya, yang
menyanyanginya, atau yang dekat dengan mereka. Televisi sangat berpengaruh pula
pada pembentukan sikap anak, oleh karena itu anda harus memilihkan acara yang
bagus. Ada dua macam yang dapat diperoleh yaitu pengaruh baru dimana anak belum
mengetahui sebelumnya dan harus mengetahui hal yang baru tersebut, kemudian
pengaruh dari hal yang biasanya mereka ketahui sehingga cenderung mengulangi
hal tersebut.
b. Pendekatan
Orang Tua dengan Memberikan Dorongan
Memberikan dorongan dengan kata – kata, berbeda dengan
omelan – omelan adalah dorongan yang bersifat memaksa dan tidak benar. Dorongan
adalah pengarahan yang sederhana, tidak mengkritik dan tidak menyinggung
perasaan bagi orang yang membutuhkan pertolongan. Dorongan yang diberikan
seharusnya bersifat menyenangkan dan pribadi tidak didepan orang lain, tenang
dan mengena. Agar anak ingat sendiri mengenai yang harus dikerjakan pada saat
tertentu,tanyakan atau suruhlah anak untuk melakukan sesuatu.
Dorongan dapat dilakukan dengan sikap atau isyarat tanpa
kata – kata :
1). Berdiri
tegak tanpa gerak atau mengangkat satu tangan berarti latihan perhatian.
2). Menurunkan
atau merendahkan telapak tangan dengan perlahan – lahan menunjukkan agar suara
dikurangi, meminta untuk duduk atau berbaring.
3). Mengacungkan
jari di depan bibir mempunyai arti “ silahkan diam “ atau “ tenanglah “.
4). Bila
melarang suatu perbuatan dapat digunakan isyarat dengan gerakan mata, ekspresi
wajah, gerakan tangan atau tubuh berdiri di depan anak pada waktu ia akan
melakukan sesuatu, dapat juga dengan isyarat.
c. Pendekatan
dengan Memberikan Pujian
Berikan pujian atau penghargaan pada sifat, kemampuan
ataupun prestasi yang diperoleh anak. Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan
bahwa orang tua menilai dan menghargai tindakan serta usahanya. Pujian yang
menunjukkan tindakan misalnya : “ Bagus sekali apa yang telah kamu lakukan
tadi”’ pujian itu lebih baik dari pada
ungkapan rasa suka ataupun penghormatan pribadi. Pujian yang diberikan akan
menimbulkan rasa bangga, mampu atau percaya diri terutama pada anak yang pernah
atau rendah diri. Apabila orang tua memperbaiki hubungan dengan anak dan
anggota keluarga lainnya, suasana rumah tangga akan membaik pula. Sebenarnya
anak seperti juga dewasa ingin mendengarkan dan membutuhan perhatian.
d. Pendekatan
dengan Memberikan Hadiah
Pada dasaarnya manusia mempunyai dua rasa, yaitu rasa
senang dan rasa sedih. Orang tua cenderung mengulangi sikap – sikap yang
mendatangkan kesedihan. Salah satu prinsip pendidikan adalah memberikan sesuatu
yang menyenangkan, setelah anak melaksanakan sesuatu perbuatan yang orang tua
inginkan. Sesuatu yang menyenangkan itu bisa berupa benda konkret, misalnya :
makanan, uang, mainan, dan yang tidak konkrit misalnya pujian, perhatian dan
penghargaan.
Pendekatan yang dilakukan disini adalah pendekatan yang
bersifat persuasive, bijaksana yang mengandung sifat positif, dan penyesuaian
yang diharapkan kepada tuntutan – tuntutan lingkunganya. Pendekatan semacam ini
tidak hanya bersifat berguna tetapi juga mengandung makna mendalam dalam
pembentukan sifat hidup anak didik dan pengembangan hubungan kemanusiaan, yang
akan memperkaya kehidupan emosional kedua belah pihak.
No comments:
Post a Comment