MAKALAH
FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
BAB I
Pengantar Ilmu Filsafat
A.
Pengertian Filsafat
B.
Objek Filsafat
1.
Objek Material filsafat
Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot
oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit
ataupun yang abstrak.
Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala
sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam
kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
a.
Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu
yang menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya.
b.
Ada yang bersifat khusus yang
terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri
dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).
2.
Objek Formal filsafat
Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek
material itu di sorot.
Contoh : Objek materialnya adalah
manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda
sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi,
antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.
C.
Metode Filsafat
Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya
dengan defenisi dari para ahli dan filsuf sendiri karena metode ini adalah
suatu alat pendekatan untuk mencapai hakikat sesuai dengan corak pandangan
filsuf itu sendiri. Penjelasan secara singkat metode-metode filsafat yang khas
adlah sebagai berikut:
1.
Metode Kritis : Socrates dan plato
Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau
aturan-aturan yang di kemukakan orang. Merupakan hermeneutika, yangmenjelaskan
keyakinan dan memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog),
membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan
hakikat.
2.
Metode Intuitif : Plotinus dan
bergson
Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan
pemakaian simbol-simbol di usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan
pencucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran. Sedangkan
bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai
pemahaman langsung mengenai kenyataan.
3.
Metode Skolastik : aristoteles,
thomas aquinas, filsafat abad pertengahan.
Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak
dari defenisi-defenisi atau prindip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di
tarik kesimpulan-kesimpulan.
4.
Metode Geometris : rene descartes
dan pengikutnya
Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai
intiuisi akan hakikat-hakikat sederhana (ide terang dan berbeda dari yang
lain), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan secara matematis segala
pengertian lainnya.
5.
Metode Empiris :Hobbes, Locke,
Berkeley, David Hume
Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua
pengertian (ide-ide ) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-cerapan
(impresi) dan kemudian di susun bersama secara geometris.
6.
Metode Transendental : Immanuel
Kant dan Neo skolastik
Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu
dengan jalan analisis di selidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.
7.
Metode fenomenologis : Husserl,
Eksistensialisme
Yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis
(reduction), refleksi atau fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan
hakikat-hakikat murni. Fenomelogi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang
segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan
dan menurut Husserl ada tiga macam reduksi yaitu:
a.
reduksi fenomologis, kita harus
menyaring pengalaman-pengalaman kita agar mendapat fenomena semurni-murninya.
b.
Reduksi eidetis.
c.
Reduksi transendental
8.
Metode Dialektis : Hegel dan Mark
Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri
menurut triade tesis, antitetis, sistesis di capai hakikat kenyataan. Dialektis
itu di ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan
kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintesis).
9.
Metode Non-positivistis
Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan
mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif
(eksakta).
10.
Metode analitika bahasa :
Wittgenstein
Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan
sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis. Metode ini di nilai cukup netral
sebab tidak sama sekali mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya
adalah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di dasarkan kepada penelitian
bahasa yang logis.
D.
Ciri-ciri Filsafat
Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat
ciri filsafat adalah menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sedangkan Sunoto
menyebutkan ciri-cirinya adalah deskriptip, kritik atau analitik, evaluatif
atau normativ, spekulatif dan sistematik.
E.
Asal dan Peranan filsafat
1.
Asal filsafat
Ada tiga peranan yang mendorong manusia
untuk berfilsafat, yaitu:
a.
Keheranan
b.
Kesangsian
c.
Kesadaran akan keterbatasan
2.
Peranan filsafat
- Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam
penjara tradisi dan kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam
mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat
berbagai mitos dan mite. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran
filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sakral yang
selama itu tidak boleh digugat. Kendati pendobrakan itu membutuhkan waktu yang
cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar
telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.
- Pembebas
Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara
tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan
juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat membebaskan manusia
dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan manusia
dari belenggu cara berpikiryang mistis dan mitis.
- Pembimbing
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik
mitis denganmembimbing manusiauntuk berpikir secara rasional. Membebaskan
manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk
berpikir lebih luas dan mendalam.
F.
Kegunaan filsafat
Pada umumnya dapat dikatakan bahawa dengan belajar filsafat
semakin menjadikan orang mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar
manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi
filsafat membantu untuk mendalami
berbagai pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup
tanggung jawabnya. Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur yakni secara sistematis
dan historis.
G.
Pembagian ( cabang-cabang)
filsafat
Pembagian secara garis besar dapat dibagi kedalam dua
kelompok, yakni filsafat sistematis dan sejarah filsafat. Filsafat sistematis
bertujuan dalam pembentukan dan pemberian landasan pemikiran. Didalamnya
meliputi logika, metodelogi, epistimologi, filsafat ilmu, etika, estetika
metafisika, teologi (filsafat ketuhanan),
filsafat manusia, dan kelompok filsafat khusus seperti filsafat sejarah,
hukum, komunikasi dan lain-lain.
Adapun sejarah filsafat adalah bagian yang berusaha
meninjau pemikiran filsafat sepanjang masa. Sejak zaman kuno hingga zaman
modern, bagian ini meliputi sejarah filsafat yunani (barat), india, cina dan
sejarah filsafat islam.
Berikut ini pengertian ari cabang-cabang filsafat yang
utama:
-
Logika, adala cabang filsafat yang
menyelildiki lurus tidaknya pemikran kita. Lapamngan dalam logika adlah
asa-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. Dengan
mempelajari logika diharapkan dapat menerapkan asas bernalar sehingga dapat
menaarik kesimpulan dengan tepat.
-
Epistemologi, adlah bagian
filasfat yang membicarakan tentang terjadinya pengetauan, sumber pengetahuan,
asla mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan.
-
Etika, adlah cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik
buruk.
-
Estetika, adlah cabang filsafat
yang membicarakan tentang keindahan
-
Metafisika, adalah cabang filsafat
yang membicarakan tentang yang ada atau membicarakan sesuatu di sebalik yang
tampak. Persoalan metafisis di bedakan menjadi tiga yaitu ontologi, kosmologi
dan antropologi.
No comments:
Post a Comment