METODE
PENGUMPULAN DATA TEKNIK PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Pengumpulan
data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas
tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus
dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif
(sebagaimana telah dibahas pada materi sebelumnya). Sebab, kesalahan atau
ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni
berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya tidak
bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian demikian sangat berbahaya,
lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan
publik.
Penggunaan
istilah ‘data’ sebenarnya meminjam istilah yang lazim dipakai dalam metode
penelitian kuantitatif yang biasanya berupa tabel angka. Namun, di dalam metode
penelitian kualitatif yang dimaksudkan dengan data adalah segala informasi baik
lisan maupun tulis, bahkan bisa berupa gambar atau foto, yang berkontribusi
untuk menjawab masalah penelitian sebagaimana dinyatakan di dalam rumusan
masalah atau fokus penelitian.
Di
dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa
teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu;
1) wawancara,
2) observasi,
3) diskusi
terfokus (Focus Group Discussion), dan
4) dokumentasi
Sebelum
masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini
bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah
alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh
informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik
wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya
dilakukan, dst. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang
diperoleh.
1.
Wawancara
Metode wawancara adalah
“proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana
dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan” (Supardi, 2006 : 99). Sedangkan
pendapat lain mengatakan bahwa “wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan orang
yang akan diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan diajukan”
(Moleong, 2005 : 186)
Wawancara ialah proses
komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab
antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Dengan kemajuan
teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap
muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan
kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau
tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
sebelumnya.
Wawancara harus
diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang digunakan harus
jelas dan teratur. Dilihat dari prosedur wawancara, metode wawancara dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1.
Wawancara bebas
Wawancara bebas adalah “proses wawancara
dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada
pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dan interviewer orang yang diwawancari”
(Supardi, 2006 : 100).
2.
Wawancara terpimpin
Wawancara ini juga disebut dengan
interview guide. Ciri pokok wawancara terpimpin adalah bahwa “pewawancara
terikat oleh suatu fungsi, bukan saja sebagai pengumpul data tetapi relevan
dengan maksud penelitian yang telah dipersiapkan, serta data pedoman yang
memimpin jalannya tanya jawab” (Supardi, 2006 : 100)
3.
Wawancara bebas terpimpin
Wawancara bebas terpimpin adalah
“kombinasi antara wawancara bebas dengan terpimpin” (Supardi, 2006 :100). Jadi
pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya
dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pandai
mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang.
Pada penelitian ini
akan digunakan teknik wawancara yang menggunakan petunjuk umum wawancara,
dimana sebelum bertemu dengan informan, peneliti akan mempersiapkan berbagai
hal yang akan ditanyakan sehingga berbagai hal yang ingin diketahui dapat lebih
terfokus
2. Observasi
Selain wawancara,
observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim
dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh
gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
“Metode observasi
merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki” (Supardi, 2006 : 88).
Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat
diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk
ditafsirkan secara ilmiah. Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara
yaitu:
1.
Observasi Partisipan
“Observasi partisipan adalah
apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau
berada dalam keadaan obyek yang diobservas” (Supardi, 2006: 91).
2.
Observasi Non Partisipan
Merupakan suatu “proses pengamatan
observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah
berkedudukan sebagai pengamat” (Margono, 2005 : 161-162).
Bungin (2007: 115-117)
mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2).
observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
1)
Observasi partisipasi adalah (participant
observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti
terlibat dalam keseharian informan.
2)
Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang
dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan
pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
3)
Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek
penelitian.
3. Focus
Group Discussion
Metode ini mengumpulkan
data ialah lewat diskusi terpusat Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik
pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan
tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik
ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil
diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan
untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap focus
masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).
FGD adalah kelompok
diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki
oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau observasi)
adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara
terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator
cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh
peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap
topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok. Komunikasi hanya
berlangsung antara moderator dengan informan A, informan A ke moderator, lalu
moderator ke informan B, informan B ke moderator, dst. Kondisi idealnya,
informan A merespon topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B,
disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh
informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator
kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis.
Misalnya, sekelompok
peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada
matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara
subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas
beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan
akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
4. Studi
Dokumen
Selain melalui
wawancara dan observasi, dan FGD informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,
cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini
bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti
perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga
tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
Kata dokumen berasal
dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata
dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli
dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi
informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak,
peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti
surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut,
Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih
luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun,
baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
Ada
beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif,
seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan dokumenter itu telah
ada, telah tersedia, dan siap pakai; b) penggunaan bahan ini tidak meminta
biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya; c) banyak yang dapat
ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna
bagi penelitian yang dijalankan; d) dapat memberikan latar belakang yang lebih
luas mengenai pokok penelitian; e) dapat dijadikan bahan triangulasi untuk
mengecek kesesuaian data; dan f) merupakan bahan utama dalam penelitian
historis.